HUT Sultra ke-61 di Kolaka, Tarian Leluhur Moronene Kabaena “LuloAlu” Tampil Memukau Ditanah Mekongga

Sultraklik.com,Bombana – Derap langkah kaki, Dentuman bambu dan gendang saling bersahutan, bertalu-talu hingga membentuk karya seni tari. Ditambah nyanyian daerah dibalut musik klasik yang diarasement oleh sekelompok pemuda, terdengar syahdu membius ribuan penonton.
Diatas kanvas, sejumlah penari mulai berlenggak diatas panggung yang berhias kerlipan lampu, penari tampak dalam formasi melingkar, melompati alu yang bergerak lincah. Penonton mulai gemuruh dan bertepuk tangan hingga menggema di langit senja Tanah Mekongga.
LuloAlu bukan hannya sekedar tarian, tapi sarat makna yang dalam. Tarian ini berakar kuat dari tradisi Suku tertua di Sultra “Moronene”. LuloAlu juga bukan sekadar seni gerak, tapi cerminan nilai-nilai luhur masyarakat lokal. Jika digambarkan makna dari tarian ini, LuloAlu menggambarkan akan petani masa lampau yang bergembira usai panen raya, panen padi yang melimpah ruah. kebersamaan, kekompakan, dan ketangguhan. Dalam setiap hentakan dan lompatan, tersimpan cerita masa lalu, tentang petani yang bergembira usai panen, tentang komunitas yang selalu bekerja sama melewati masa sulit.
Warisan Budaya Moronene ini tidak hanya dipentaskan dikalangan komunitas saat adat ritual dan menjamu tamu daerah tetapi sudah dikenal hingga ke kancah nasional dan dunia. Belum lama ini, tarian LuloAlu dipentaskan di HUT RI ke 79 tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta.
Bupati Bombana H. Burhanuddin mengungkapkan rasa bangganya. Tarian yang sarat makna ini tampil sukses di HUT Sultra di Kabupaten Kolaka,“Lihatlah bagaimana mereka menari, seirama, sehati. Sedikit saja ada yang salah, mereka akan cidera. Begitu pula dalam membangun daerah, hanya dengan kekompakan dan kehati-hatian, Bombana akan melompat lebih tinggi, tanpa cedera, tanpa jatuh, ” ungkap eks Kadis Bina Marga dan SDA PROV. Sultra.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Bombana, Anisa Sri Prihatin, S.Sos., M.Si., menyebut bahwa kehadiran Tari Lulo Alu dalam perayaan HUT Sultra adalah bentuk nyata pelestarian identitas budaya lokal yang sarat makna.
“Bombana memilih tari tradisional Lulo Alu asal Tokotua, Pulau Kabaena, sebagai representasi daerah dalam HUT Sultra ke-61,” ujar Anisa saat dikonfirmasi, Selasa (22/4/2025).
Anisa menjelaskan bahwa Tari Lulo Alu menjadi refleksi kebersamaan masyarakat agraris di Kabaena yang digambarkan melalui gerakan ritmis menyerupai aktivitas menumbuk padi menggunakan alu. Bunyi-bunyian dari kayu dan hentakan kaki berpadu menjadi harmoni yang menyatu dengan semangat gotong royong.

“Tarian ini adalah simbol persatuan, kerja keras, dan penghormatan terhadap hasil bumi. Lulo Alu punya segalanya. Ia merepresentasikan siapa kita sebenarnya,” tambah Anisa.
LuloAlu kembali dipercaya untuk dibawakan dalam acara HUT SULTRA ke 61 di Kabupaten Kolaka, menambah pesan bahwa betapa seriusnya pemkab Bombana untuk terus merawat warisa budaya yang terus dilestarikan.(ADV)