Kolaborasi Pemkab dan Petani Lokal Bombana Bantu Tekan Inflasi
Sultraklik.com, Bombana- Tak lama lagi umat Islam akan menghadapi Bulan Ramadhan di tahun 2024 ini. Di bulan itu pula, komoditas pertanian kerap mengalami lonjakan harga. Tentu ini menjadi kekhawatiran Pemerintah Kabupaten Bombana dimana lonjakan harga tersebut dapat menyebabkan terjadinya inflasi di komoditas pangan dan bahan makanan di awal tahun ini.
Upaya pemerintah Kabupaten Bombana dalam menjaga stabilitas harga pangan, maka di butuhkan pula pasokan pangan yang melimpah. Pemkab Bombana melalui dinas Pertanian terus berupaya berkolaborasi dengan memberikan dukungan kepada kelompok tani lokal agar hasil dari pertanian tersebut ikut menstabilkan pangan menjelang hari-hari besar nantinya.
“Komponen yang kerap bergejolak hingga menyebabkan inflasi di daerah yakni adanya perkembangan harga komoditas pangan seperti bahan makanan dan minuman saat momen-momen besar keagamaan,”ungkap Edy saat memimpin rapat beberapa waktu lalu.
PJ Edy Suharmanto Panen Cabai Bersama Forkopimda
Penjabat Bupati Bombana Edy Suharmanto bersama Forkopimda baru saja menghadiri panen cabai di Kebun Kelompok Tani Rijau Bintara, Desa Tampabulu Kecamatan Poleang Utara, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis (11/01/2024) siang tadi.
Edy Suharmanto diberi kesempatan untuk memetik buah pedas tersebut. Disampingnya ada Perwakilan Kapolres, Dandim dan Sekda Bombana dan beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga turun mengawal pimpinannya itu.
Tampak Edy Suharmanto menggunakan kemeja hitam lengan pendek bermotif kura-kura. Juga mengenakan topi khas petani model kerucut sambil berjalan menelusuri lorong berukuran kecil diantara pepohonan cabai. Edy berhenti tepat ditanda yang bertuliskan PJ Bupati Bombana. Edy pun mulai memetik satu persatu buah cabai tersebut. Walaupun hanya simbolis, namun Edy Suharmanto menikmati suasana di kegiatan itu.
Usai kegiatan memetik buah cabe rawit. Dihadapan peserta yang hadiri kegiatan itu. Edy Suharmanto menyampaikan apresiasinya terhadap Kelompok Tani cabai Desa Tampabulu tersebut. Edy mengatakan produksi pertanian mereka begitu melimpah. Jika seluruh kelompok petani cabai di Bombana dapat memproduksi cabai secara berkelanjutan seperti itu. Maka dapat memberikan dampak yang positif terhadap ketersedian pasokan dan stabilitas harga cabai di pasaran, khususnya di Bombana.
Direktur Pemadam dan Kebencanaan Kementrian Dalam Negeri tersebut meminta dinas terkait untuk membeli stok cabe dari petani sebagai cadangan. Tujuannya agar menjaga ketersediaan pasar jika terjadi kelangkaan,”Pemerintah Daerah akan menjualnya kembali saat stok di pasar menipis dengan harga yang sama saat dibeli dari petani,”ungkapnya.
Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat tersebut berharap bahwa kegiatan seperti panen cabe dapat ditingkatkan, dan Pemerintah Daerah akan terus berupaya memberikan subsidi pupuk kepada para petani.
“Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani cabe di Kabupaten Bombana,”tuturnya.
Sementara itu, Muhammad Siarah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana, menekankan pentingnya kerjasama antara petani dan pemerintah untuk mengoptimalkan produksi cabe serta memastikan ketersediaan dan distribusi yang merata.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan kesejahteraan petani cabe di Kabupaten Bombana.
Diketahui, Kelompok Tani Rijau Bintara memiliki luas lahan sebanyak 14 hektar. Tiap 1 Hektar lahan dapat memproduksi hingga 40 ton cabai. Dengan luasan itu tanaman masa panen tanaman cabai dapat produksi hingga seratusan ton dan dapat memenuhi kebutuhan hingga Bulan Puasa dam Lebaran Idul Fitri mendatang
Tak hanya wilayah Desa Tampabulu saja, namun ada beberapa kelompok tani cabai didesa lain yang dapat menjadi pemasok bahan untuk makanan tersebut seperti di Kecamatan Tontonunu, Desa Biru kemudian di Lantari jaya bahkan di kecamatan lain juga ada.
“Tapi mungkin luas lahan tidak sebesar di tampabulu tapi hampir setiap kecamatan itu ada penanaman cabe rawit,”ungkap Siarah.
Ia mengatakan komoditas pangan ini salahsatu pemicu inflasi di Bombana. Harga dipasaran kadang fluktuatif tergantung pasokan barang. Harga dalam satu liter cabai rawit bisa mencapai hingga seratus ribuan. Tapi dari tangan petani hanya dijual 65 per kilo.
Siarah berharap ditahun 2024 kondisi iklim mulai membaik,”bisa sesuai harapan intinya untuk tanaman hortikultura seperti cabai bawang tomat kita upaya bisa lebih maksimal termasuk juga sektor pertanian salahsatunya dengan dukungan juga dari kementerian pertanian melalui provinsi,”pungkasnya.(ADV)