Pasca Kebakaran, Isu Pindah Pasar Sikeli Kembali Mencuat, ini Kata Ekonom
Bombana, Sultraklik.com– Seorang pengamat ekonom yang juga merupakan Magister Manajemen Keuangan Pemerintahan dan Dosen Manajemen Pemerintahan, Muh. Irfan Mahmud, S.T., M.M., CFP, turut memberikan komentarnya terkait isu atau wacana pemerintah untuk memindahkan pasar sikeli yang jauh dari lokasi pemukiman warga, akses distribusi barang yang jauh, akses jalan yang jelek, serta tren jualan online yang semakin ramai.
Isu tersebut kembali hangat diperbincangkan oleh masyarakat Kec. Kabaena Barat khususnya masyarakat Kel. Sikeli pasca tragedi kebakaran Pasar Lama Sikeli yang terjadi pada Sabtu (18/02/2023) lalu.
Menurut Irfan, pemindahan pasar yang jauh dari lokasi pemukiman warga dan akses distribusi barang yang jauh dapat berdampak negatif bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
“Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Pemindahan pasar ke lokasi yang jauh dari lokasi pemukiman warga dapat mengurangi aksesibilitas pasar bagi masyarakat, sehingga dapat menurunkan permintaan dan penawaran (Supply and Demand) pada produk yang dijual di pasar tersebut,” ujar Irfan saat dikonfirmasi via WhatsApp oleh tim media Sultraklik.com.
Selain itu, akses jalan yang jelek juga dapat membuat distribusi barang menjadi sulit dan mahal, sehingga dapat berdampak pada kenaikan harga jual.
Irfan juga menyoroti tren jualan online yang semakin ramai, yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat dalam berbelanja, sehingga dapat menurunkan minat masyarakat untuk berbelanja di pasar fisik.
Irfan mengungkapkan bahwa pemindahan pasar yang tidak dipertimbangkan dengan matang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan sosiologi masyarakat.
“Pasar yang terletak di lokasi strategis dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan dampak positif pada kualitas hidup masyarakat. Selain itu, pasar juga dapat menjadi tempat interaksi sosial yang memperkuat hubungan antarwarga dan meningkatkan rasa kebersamaan,” ujarnya.
Beberapa contoh kasus pemindahan pasar yang tidak berhasil dilakukan dengan baik dapat menjadi pelajaran bagi pemerintah dan masyarakat dalam mempertimbangkan dampak dari pemindahan pasar.
Sebagai contoh, pada tahun 2018, Pemerintah Kota Surabaya memindahkan Pasar Keputran ke lokasi yang baru. Namun, pemindahan pasar tersebut berdampak negatif pada para pedagang dan pembeli, karena lokasi baru yang jauh dari lokasi awal, sehingga mengurangi minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tersebut.
Selain itu, sebuah jurnal penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Untoro dan Indriantoro pada tahun 2016, yang berjudul “Dampak Pemindahan Pasar Tradisional terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kota Semarang”, juga menunjukkan bahwa pemindahan pasar yang tidak dipertimbangkan dengan matang dapat berdampak pada penurunan daya beli dan interaksi sosial antarmasyarakat.
Dalam konteks tersebut, Irfan mengatakan bahwa pembangunan pasar Sikeli yang dibangun oleh pemerintah diwilayah Desa Baliara dengan jarak kurang lebih 5 KM dari pasar sebelumnya adalah sebuah keputusan yang kurang pengkajian dari aspek Sosiologi atau dapat dikatakan sembarangan
“Setiap keputusan pemerintah idealnya harus melalui tahap kajian sosiologi apalagi sesuatu yang akan berdampak langsung pada kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat, jangan asal ketok palu aja, padahal banyak itu contoh gagalnya didaerah lain, kok masih saja ngotot dibangun, buang-buang anggaran saja,” tutur Irfan
Maka dari itu, Irfan mengajak pemerintah untuk kembali mempertimbangkan secara matang dampak dari pemindahan pasar, serta memikirkan solusi lain yang lebih ideal terkait pasar sikeli tersebut.
Laporan: Agus Saputra