Pemkab Bombana Antisipasi Kenaikan Harga Barang Sebabkan Inflasi
Sultrakilk.com, Bombana– Komponen perekonomian di Sulawesi Tenggara hampir selalu terjadi kenaikan harga-harga barang. Disebabkan, permintaan terhadap barang dan jasa bertambah.
Hal itu menjadikan faktor produksi dan ketersediaan barang akan down, dan barang pengganti akan di kurangi, terbatas, bahkan dihilangkan.
Momen ini biasanya digunakan oleh para penjual untuk menaikkan harga barang secara drastis.
Bila faktor tersebut tak diantisipasi oleh pemerintah. Hal itu bisa berdampak negatif bagi masyarakat, salah satunya inflasi atau penurunan nilai mata uang rupiah.
Sebagai upaya untuk menekan inflasi, Pemerintah Kabupaten Bombana berupaya untuk melahirkan kebijakan strategis khususnya dalam menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan kebutuhan pokok dipasaran.
Penjabat Bupati Bombana H. Burhanuddin saat pimpin acara kegiatan Capacity Building beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bombana telah mengikuti rapat koordinasi bersama Kementerian Dalam negeri secara virtual terkait upaya Pemda dalam menekan angka inflasi.
“Guna menindaklanjuti hasil rapat tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Pemkab saat ini, kata Burhanuddin yaitu dengan rutin melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok dipasaran untuk memastikan harga tetap stabil dan stok barang tetap tersedia,”terangnya.
Selain itu, Pemkab Bombana juga menggelar kegiatan pasar murah. Gerakan pangan murah merupakan program nasional yang di gelar di Alun Alun Eks MTQ, Senin 26 Juni 2023.
Dimana, kegiatan tersebut sebagai upaya Badan Pangan Nasional dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi dengan menggandeng stakeholder terkait. Antara lain dengan dinas yang mengurus masalah pangan.
“Pelaksanaan gelar pasar murah serentak nasional di Kabupaten Bombana ini dilaksanakan dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan menjelang hari besar keagamaan,”terang Burhanuddin dalam sambutanya tersebut.
Diketahui inflasi di Kabupaten Bombana hingga Mei 2023 lalu adalah 4,8 persen mengikuti kota kendari sebagai salahsatu titik pantauan inflasi di Sulawesi Tenggara menyusul kota Bau-Bau.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok penyumbang inflasi terntinggi di sektor transportasi sebesar 1,9 persen disusul makanan, minuman dam tembakau 1,21 persen.(ADV)