Program “Berani Bersih Wonuaku” Jadi Percontohan, Bupati Bombana Tekankan Hati yang Bersih

Sultraklik.com, Bombana – Waktu seolah melesat tanpa jeda. Baru lima puluh enam hari berlalu sejak Ir. H. Burhanuddin, M.Si dan Ahmad Yani, S.Pd., M.Si resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bombana pada 20 Februari 2025. Namun, geliat perubahan sudah terasa nyata. Dari kota hingga pelosok desa, dari pasar tradisional hingga garis pesisir, Bombana bergerak. Ada denyut baru yang mengalir—semangat pembaruan, keberanian membenahi, dan tekad membangun yang menyala tanpa menunggu waktu.
Tagline “Berani” yang diusung pasangan ini bukan sekadar slogan. Dalam waktu singkat, keduanya langsung tancap gas: penataan pasar sore, pengendalian wilayah pesisir, penataan bangunan liar, blusukan ke sekolah, hingga safari Ramadan dan kampanye lingkungan sehat. Bahkan, program shalat berjamaah di masjid bagi ASN pun digencarkan, sebagai langkah membangun karakter birokrasi yang bersih, lahir dan batin.

Namun satu hal yang mencuri perhatian publik adalah pendekatan unik Bupati Bombana dalam menyukseskan program kebersihan daerah. Bukan hanya sapu dan gerobak sampah, tapi sesuatu yang lebih mendalam, yakni membersihkan hati.
“Sebelum kami melaunching program Bombana Bersih Wonuaku, terlebih dahulu kami keluarkan edaran untuk shalat berjamaah di masjid. Tujuannya adalah membersihkan hati. Jadi, kita bersihkan hati dulu, lalu lingkungan kita ikut bersih,” ungkap Bupati Burhanuddin dalam pertemuan Halal Bihalal di Pulau Kabaena beberapa waktu lalu.

Pernyataan itu bukan tanpa makna. Bombana baru saja melewati babak politik panas saat Pilkada 27 November 2024 lalu. Perbedaan pilihan sempat menoreh luka. Tapi kini, Burhanuddin tegas menyuarakan, bahwa tak ada lagi kubu-kubuan. Yang ada hanya satu, yaitu Kabupaten Bombana.
“Tidak ada lagi perbedaan. Tidak ada nomor satu, dua, atau tiga. Sekarang waktunya satukan hati, samakan visi, bangun Bombana bersama-sama,” seru Bupati Burhanuddin.
Program “Berani Bersih Wonuaku” kini menggeliat hingga ke pelosok desa. Bukan hanya soal agenda bersih-bersih, tapi menjadi gerakan moral dan spiritual untuk menciptakan Bombana yang bersih, nyaman, dan penuh harmoni. Tak heran, tiap pekan masyarakat, ASN, camat, lurah, hingga kepala desa turun langsung, mengayunkan sapu, mengangkat sampah, dan menyulap lingkungan jadi ruang hidup yang tertata.

Jika kebersihan adalah sebagian dari iman, maka Bombana kini sedang berikhtiar menjadikan iman itu nyata, tak hanya di masjid, tapi juga di jalanan, pasar, kantor, dan hati warganya. Dan semuanya dimulai dari satu hal, yakni hati yang bersih.(ADV)