Sepekan Heboh Label Indonesia di Paris Fashion Week
Suatu hal yang membanggakan saat melihat label-label asal Indonesia go international terlebih di ajang mode Paris Fashion Week (PFW). Namun keriuhan terjadi karena publik merasa tertipu. Label-label ini mencatut gelaran tetapi tidak melenggang di agenda resmi.
Kenyataannya, mereka ‘hanya’ mengadakan pertunjukan di Paris, di luar agenda resmi PFW. Pun yang tak kalah mengejutkan publik, ada label-label yang turut serta meski label tidak berkaitan dengan fashion.
Kontroversi dimulai
Polemik PFW ini pun meramaikan media sosial. PFW sendiri memiliki hak cipta sehingga tidak bisa sembarang dipakai. Artis dan politikus Wanda Hamidah pun melontarkan kritiknya. Menurut dia klaim tampil di PFW adalah pembodohan publik.
“Yang saya tentang dan saya lawan ini ‘Pembodohan publiknya’…praktik klaim mengklaim ini bahaya, karena kenyataannya tidak seperti itu,” tulis Wanda di Instagram Stories.
Senada dengan Wanda, desainer parfum, Lucky Heng juga menganggap apa yang dilakukan label adalah pembodohan publik. Ia mengaku kesal. PFW hanya memiliki satu agenda resmi yang diselenggarakan oleh Fédération de la Haute Couture et de la Mode (FHCM).
“Sisanya banyak media dan agency yang memperjualbelikan slot tayang untuk memasukkan jadwal ‘palsu’ ke kalender asli, mengatasnamakan PFW seolah-olah legit,” tulis Lucky.
Di sisi lain, desainer Harry Halim yang juga menjadi guest desainer dalam perhelatan fashion show di Paris tersebut berusaha menjelaskan perihal status on schedule dan Off Schedule atau di luar jadwal resmi. Ia sendiri merupakan desainer Indonesia pertama yang memperoleh slot di jadwal resmi PFW di 2011.
“Saya sangat senang dan bangga melihat desainer Indonesia bisa memamerkan karya mereka di Paris, meskipun itu off calendar,” katanya.
Sebenarnya bukan hal buruk untuk tampil secara Off Schedule di luar acara Paris Fashion Week. Ini memang wadah buat desainer muda dan cemerlang untuk menampilkan karya merek di luar negeri. Hanya saja publik sudah terlanjur merasa dibohongi lantaran klaim dalam unggahan sosial media dan juga berbagai pernyataan resmi di media bahwa beberapa brand akan tampil di Paris Fashion Week.
Namun beberapa unggahan dan info media selanjutnya, banyak dari jenama (brand) yang mulai mengedit status unggahannya dengan menuliskan Paris Fashion Show atau dengan membawa nama Gekrafs ataupun Fashion Division (EO fashion show di Paris).
Ayam geprek di panggung fashion
Kalangan selebritas, key opinion leader (KOL) atau influencer seperti menginvasi Paris selama seminggu terakhir. Mereka diusung oleh label-label untuk mendukung, memeriahkan pertunjukan sekaligus promosi. Di antara sederet label, perhatian publik menyorot pada label kuliner, Geprek Bensu.
Geprek Bensu bekerja sama dengan desainer Yanti Adeni yang akan memamerkan koleksinya. Ruben Onsu, pemilik Geprek Bensu, menyebut gelaran juga ditujukan untuk menyambut ulang tahun bisnisnya pada April mendatang.
“Bangga!! @geprekbensu menjadi satu-satunya brand F&B asli Indonesia yang terpilih untuk berpartisipasi dalam GekrafsFashion Show di Paris Fashion Week 2022,” tulis Ruben di Instagramnya, Senin (7/3).
2 Label Indonesia Dapat Undangan Resmi PFW
Label busana Sean Sheila dan label aksesori Jewel Rocks Bijoux tertulis dalam jadwal resmi PFW. Keduanya diundang oleh L’Adresse Paris Agency, sebuah gelaran pameran dan resmi tercatat dalam kalender PFW. Di Palais Brongniart, Paris, dua label ini memamerkan karya di 4-7 Maret 2022.
Sejak Desember 2021 lalu, L’Adresse telah menghubungi Sean Sheila dan menawarkan mereka untuk bergabung dengan agenda showroom tersebut.
“Setelah pembicaraan yang lumayan panjang, kami akhirnya mendapatkan konfirmasi bahwa kami akan bergabung di showroom L’Adresse dengan support dari pemerintah, tepatnya KBRI di Paris,” kata Sheila, kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Rabu (9/3).
“Jadi, di sana kami pameran untuk buyer. Bukan di acara catwalk-nya,” ujar Sheila.
Fashion Division Buka Suara
Fashion Division turut terseret dalam arus polemik PFW. Fashion Division yang digawangi oleh Wulan S.Haryono dan Khaled Khoualfi, yang menurut situs resminya merupakan “Sentra karier fesyen dan program pengayaan pertama di Indonesia untuk mahasiswa dan penggemar fesyen untuk membangun pengetahuan dan kesadaran yang kuat tentang industri mode.”
“Kami tidak memiliki niat untuk berbohong atau menyakiti siapa pun. Sejak awal tujuan kami hanya untuk mengantarkan brand ini agar bisa tampil di Prancis dan pasar internasional.
Khususnya bagi warga Indonesia yang merasa terkhianati atau tersakiti oleh masalah ini, kami mohon maaf dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membangun kepercayaan Anda.”
Organisasi penyelenggara pertunjukan di Paris ini memang mengusung sejumlah label Indonesia ke panggung Paris. Namun mereka hanya mengusung 12 label, tidak termasuk label skincare atau kuliner yang beberapa waktu belakangan dibicarakan.
“Pada tanggal 05 Maret 2022, ada 12 desainer yang berada dalam tanggung jawab kami, seperti Harry Halim, Carol, Chen, Purana x Amero, Hanyutan, Adra x HMNS, Aksu, Binus, Ciputra University, Lasalle Surabaya, Am by Anggia Sari, Adiza, Elima x TBF dan Var erte,” tulis pihak Fashion Division lewat unggahan di akun Instagram resmi mereka.
Sedangkan label-label Indonesia lain di luar daftar ini adalah label di bawah tanggung jawab Gekrafs yakni, Scarlett x IKYK, Greenlight x Ican Harem, 3 Seconds x Danjyo Hiyoji, La Sabelle x Em En Hair Design, Brand no brand, Yanti Adeni x Ayam Geprek Bensu, Dekranasda Banjar Baru, Chayra by Tika Ramlan, dan Hipmi carries the Shade Signature x Kosme Mask Brand, Shade Mulks + Dr.Lid.
Fashion Division menuliskan, pihak mereka hanya sebagai event organizer saat Gekrafs Paris Fashion Show berlangsung.
Gekrafs Minta Maaf
Sejumlah label bertandang ke Paris di bawah bendera Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs). Kehebohan di media sosial pun ditanggapi oleh Menparekraf Sandiaga Uno. Menurut dia, pihaknya memfasilitasi produk ekonomi kreatif yang ingin mengglobal.
“Ternyata produk Indonesia sangat diminati di Eropa terutama Paris Fashion Week, kami melihat banyak produk-produk ekonomi kreatif kita yang membuka lebih dari 20 juta lapangan kerja. Ini bagian dari tatanan persiapan eko baru pascapandemi,” kata Sandi dalam weekly press Kemenparekraf.
Merespons kritik publik, Gekrafs meminta maaf atas kehebohan yang terjadi. Temi Sumarlin, Chief of Committee Gekrafs Paris Fashion Show, mengatakan pihaknya sedari awal sudah mengomunikasikan bahwa gelaran yang akan diikuti di luar jadwal resmi PFW.
Sumber : cnnindonesia.com